○○○

Semuanya masih sama.

Sejak keduanya terakhir bertemu, tidak ada yang berubah. Begitu pikir Sea saat melihat Mama masuk; setelan kantor casual masih menjadi ciri khasnya.

“Maaf saya membuat kamu menunggu.”

“Belum lama juga. Sibuk ya, di kantor?”

“Selalu. Seperti biasa.”

Suara tegas itu masih sama. Bohong jika Sea tidak merindukannya. Ia rindu, namun benci di waktu yang sama.

Ia rindu kepada sosok ibu yang bahkan tidak pernah menimangnya—mungkin ini cuma ingatannya yang salah. Akan tetapi, Sea selalu sangsi, jika ia bahkan tidak diberi asi oleh wanita di hadapannya selama enam bulan penuh.

“Apa PA saya membuat kamu tidak nyaman?”

“Semuanya baik, Ma. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya sampai di sini dengan selamat dan utuh, artinya saya baik-baik saja.”